1JAMSOSTEK n ANNUAL REPORT 2012. 2. 2 LAPORAN TAHUNAN 2012 n JAMSOSTEK. 3. 1JAMSOSTEK n ANNUAL REPORT 2012 Sesuai dengan amanat Undang-Undang No.24 Tahun 2011, PT Jamsostek (Persero) akan bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 2015. Ini merupakan sebuah kebanggaan karena Perusahaan dianggap mampu mengemban tanggung jawab dan sekaligus menjadi tantangan yang sangat besar bagi Perusahaan. Sebagai pondasi awal, Perusahaan telah memperbaharui visinya, yaitu “Menjadi BPJS berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasionaldanpelayanan”.Perubahanvisidiiringidenganperubahannilai dan etika perusahaan, sehingga lahirlah Jamsostek yang baru, Jamsostek yang less beurocratic, less feudalism, more modern, more friendly dan more fancy.
Capaian kinerja tahun 2012 yang positif merupakan landasan yang sangat kokoh bagi Perusahaan untuk mewujudkan visi tersebut. Referring to Law No. 24 of 2011 provision, PT Jamsostek (Persero) will transform into Employment Social Security Provider (BPJS) the latest on July 1st, 2015. The transformation becomes proud achievement that the Company is considered able to hold bigger responsibility as well as being significant challenge for the Company. As the principal foundation, the Company has renewed its vision, into “to become world class, trusted, friendly and excellent Social Security Provider (BPJS) both in operational and services”. The vision transformation is also accompanied by corporate value and ethics transformation, that the new Jamsostek has born; less-bureaucratic, less feudalism, more modern, more friendly and more fancy Jamsostek.
2012 performance achievement remains reliable foundation for the Company to realize respective corporate vision. 1JAMSOSTEK n ANNUAL REPORT 2012 membangun kekuatan menuju bpjs ketenagakerjaan Rising Power towards Employment Social Security Provider. 4.
Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang. 2. Selain top manajer, manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana. 3. Jumlah karyawan sedikit.
4. Sarana dan alatnya terbatas. 5. Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer.
Monthly monthly.
6. Organisasi kecil Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah:.
1. Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando. Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar. 3. Proses decesion making berjalan cepat.
4. Disiplin dan loyalitas tinggi. 5. Rasa saling pengertian antar anggota tinggi. Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya.
Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung Ciri. Ciri:. 1 Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan. 2 Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.
3 Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon. 4 Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas. 5 Struktur organisasi secara relatif tidak permanea.
Organisasi ini hanya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan. 6 Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif. 7 Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
8 Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas. Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:.
1 Kurang fleksibel dan tour of duty. 2 Spesialisasi memberikan kejenuhan.
3 Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota organisasi. 4 Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab melebihi yang lain. 5 Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu orang saja. 6 Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas.